Yang Lebih Baik Daripada Kesenangan Dunia – Tafsir Surah Ali Imran 15
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Yang Lebih Baik Daripada Kesenangan Dunia – Tafsir Surah Ali Imran 15 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan Rodja TV pada Selasa, 1 Jumadil Awal 1445 H / 14 November 2023 M.
Yang Lebih Baik Daripada Kesenangan Dunia – Tafsir Surah Ali Imran 15
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍ مِّن ذَٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
“Katakanlah (Wahai Rasulullah): ‘Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih baik dari itu semua?’ Untuk orang-orang yang bertakwa di sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan isteri-isteri yang disucikan, dan keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 15)
Di sini Allah menyebutkan bahwa yang lebih baik dari kesenangan dunia adalah ketakwaan. Dan hakikat takwa adalah kamu beramal untuk menaati Allah sesuai cahaya dari Allah (ilmu), kamu mengharapkan pahala dari Allah, kamu tinggalkan larangan-larangan Allah sesuai dengan cahaya dari Allah karena kamu takut dari adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Orang yang bertakwa disediakan surga di akhirat nanti. Tentunya sesuatu yang ada di surga adalah sesuatu yang paling baik untuk kaum mukminin. Kesenangan di surga adalah kesenangan yang tidak ada habis-habisnya. Berbeda dengan kesenangan di dunia, dimana kesenangannya diawali dengan kelelahan dan diakhiri dengan penyesalah, halalnya akan dihisab dan haramnya mendatangkan adzab.
Allah Subhanahu wa Ta’ala seakan mengingatkan kita, bahwa kehidupan akhirat itu jauh lebih baik. Maka kewajiban kita tentu lebih mengharapkan akhirat daripada dunia.
Dari ayat ini, kita ambil faedah, kata Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin Rahimahullah:
Berita yang sangat penting
Allah mengatakan di situ, “Katakan (Wahai Rasulullah): ‘Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang lebih baik dari itu semua?`” Allah ingin memberitahukan kepada kita sebuah berita yang sangat penting sekali, bahkan ini lebih penting dari semua perkara yang penting dalam masalah dunia.
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah hamba
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah hamba. Beliau diberikan perintah dan diberikan larangan. Karena Allah mengatakan: “Katakan” Di sini yang disuruh untuk mengatakan yaitu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak punya hak Rububiyah dan tidak boleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam disifati dengan salah satu sifat Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak bisa menghidupkan, tidak bisa mematikan, tidak bisa memberi rezeki, tidak bisa menolak mudarat dari dirinya sendiri, demikian pula dari orang lain. Allah berfirman:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ…
“Katakan: ‘Aku ini manusia sama seperti kalian, namun aku diberikan wahyu kepadaku`” (QS. Al-Kahfi[18]: 110)
Demikian pula Allah berfirman dalam Surah Al-‘Araf ayat 188:
قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ…
“Katakanlah: ‘Aku tidak memiliki untuk diriku sendiri manfaat dan mudharat, kecuali apa yang Allah kehendaki…” (QS. Al-A’raf[7]: 118)
Perhatian Allah kepada hamba-hambaNya
Ayat ini menunjukkan perhatian Allah kepada hamba-hambaNya. Karena sebelumnya, Allah menyebutkan tentang syahawat (kesenangan-kesenangan dunia), maka Allah menyuruh RasulNya untuk memberitahu kepada manusia bahwa ada yang lebih baik dari itu, yaitu kenikmatan surga. Maka ini menunjukkan betapa Allah sangat memperhatikan para hambaNya, dimana Allah membimbing kepada yang lebih baik.
Tentu setiap manusia yang berakal berusaha untuk mencari yang lebih baik. Dalam kehidupan dunia saja, kita akan mencari yang lebih baik. Maka Allah memberitahu kepada kita bahwa yang lebih baik adalah yang kekal. Adapun yang fana, sebaik apapun juga, maka itu tidak terlalu baik. Sedangkan yang kekal itulah yang terbaik, yaitu surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tata cara mengajar dan berdakwah yang baik
Tata cara mengajar dan berdakwah yang baik, bahwa seorang insan selayaknya saat berdakwah untuk menggunakan lafadz-lafadz yang membuat orang jadi langsung sadar. Karena di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan, “Maukah aku beritahu kepada kamu?” kata-kata seperti ini membuat orang ingin tahu.
Maka, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sering kali menggunakan gaya seperti ini kepada para sahabatnya. Seperti ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membonceng Muadz bin Jabal, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memanggil: “Ya Muadz,” sampai tiga kali. “Kamu tahu tidak apa hak Allah atas hambaNya dan hak hamba atas Allah?” Kenapa dipanggil dulu sampai tiga kali? Yaitu dibangunkan hatinya. Lalu kemudian Rasul bertanya: “Maukah aku beritahu?” Pertanyaan ini akan membuat penasarannya semakin kuat. Di saat itu, pasti hatinya sangat siap untuk mendapatkan ilmu, dibandingkan kalau Rasulullah langsung menyampaikan. Ketika diberikan mukadimah atau pendahuluan dulu, yang membuat hati benar-benar penasaran, insyaAllah ingatnya akan lama.
Membandingkan dua perkara
Bolehnya membandingkan dua perkara, dimana perbedaan keduanya sangat sangat jauh sekali. Di sini, Allah ingin membandingkan kenikmatan dunia dengan kenikmatan akhirat. Allah mengatakan: “Maukah aku beritahu kepada kamu yang lebih baik dari itu?” Padahal kenikmatan-kenikmatan syahwat dunia itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kenikmatan surga. Akan tetapi, Allah sengaja membandingkan supaya kita mau berpikir.
Coba pikirkan baik-baik, mana yang lebih baik, kesenangan dunia atau kesenangan akhirat? Kalau kita sadar, kesenangan akhirat itu yang terbaik, berarti ada konsekuensi, yaitu kita harus mencari yang terbaik.
Untuk orang bertakwa
Kebaikan yang Allah kabarkan ini itu ternyata hanya untuk orang-orang yang bertakwa saja, hanya untuk orang-orang yang takut kepada Allah. Adapun orang-orang yang tidak bertakwa, tidak takut kepada Allah, bahkan tidak beriman, maka mereka kurang tertarik dengan kebaikan akhirat, mereka lebih tertarik dengan yang kasat mata. Dan betapa banyaknya yang demikian, bahkan KTP-nya Islam, tapi kalau mendengar pahala akhirat seperti kurang semangat. Adapun ketika mendengar tentang pahala dunia, maka baru semangat.
Ini musibah saudaraku, karena itu menunjukkan akan keimanan yang kurang dan keyakinan yang lemah kepada kehidupan akhirat.
Faedah apa saja yang terkandung dalam surah Ali Imran ayat 15 ini? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Yang Lebih Baik Daripada Kesenangan Dunia – Tafsir Surah Ali Imran 15
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53597-yang-lebih-baik-daripada-kesenangan-dunia-tafsir-surah-ali-imran-15/